Innovillage

ADOSISTERING (Adopsi Sistem Irigasi TetesBerbasis IoT dan Embung TadahHujan SebagaiSolusi Pengairan Lahan Kering)

16 October 2024


Kategori:

Sustainable Technologies

CoE:

-

SDG:

SDG7 - Energi Bersih dan Terjangkau

SDG8 - Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

SDG13 - Penanganan Perubahan Iklim

No HKI:

-


Disclaimer:

Produk inovasi yang dipublikasikan dalam artikel ini bukan merupakan inovasi milik Universitas Telkom, melainkan milik perguruan tinggi lain yang berpartisipasi dalam program Innovillage, sebagaimana tercantum pada bagian identitas produk dan identitas inovator. Program Innovillage, yang diselenggarakan oleh PT. Telkom Indonesia bekerja sama dengan Universitas Telkom, merupakan implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi digital untuk kegiatan pengabdian masyarakat, memajukan kesejahteraan, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.


Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa, memiliki kekayaan alam yang luar biasa serta ragam iklim yang mencakup berbagai ekosistem. Namun, perubahan iklim yang semakin ekstrem kini menjadi perhatian khusus, karena dampaknya terasa di berbagai sektor, terutama pertanian. Sebagai salah satu sektor utama, pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim, dengan musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan yang mengancam hasil panen dan ketahanan pangan. Masalah ini diperparah oleh berkurangnya sumber air, yang mengancam ketersediaan air untuk konsumsi dan kebutuhan pertanian.

Memahami dinamika iklim yang terjadi menjadi kunci penting untuk merancang strategi adaptasi yang efektif. Upaya perlindungan lingkungan dan konservasi sumber daya alam sangat diperlukan untuk menjaga ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim. Pertanian, sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, memiliki peran krusial dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan menjaga stabilitas ekonomi. Padi, sebagai komoditas unggulan, ditanam di berbagai wilayah, termasuk Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Desa ini memiliki luas lahan sawah mencapai 69 hektar dan berpenduduk sekitar 5.400 jiwa, di mana 45% warganya bekerja sebagai petani yang tergabung dalam kelompok tani "Harja Tani," 20% sebagai buruh tani, 10% sebagai buruh harian lepas, dan sisanya bekerja di sektor lain (berdasarkan observasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian).

Secara geografis, Desa Kedungbenda dikelilingi oleh dua sungai, yaitu Sungai Serayu di utara dan Sungai Klawing di selatan. Lokasi ini memberikan potensi sumber air, namun perubahan iklim yang terus terjadi menjadikan keberlanjutan pertanian di wilayah ini bergantung pada strategi adaptasi yang tepat dan pengelolaan sumber daya air yang bijak.

Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL):

-

Standarisasi:

Belum ada

Mitra Kolaborasi:

Belum ada

Tags: -


Informasi Tim Inovator

Kenali Tim Inovator Pencipta Masa Depan Cemerlang!

Nama
Base
CoE
Suryani Dewi Wulandari
(External )
Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Fakultas Teknik Informatika, Program Studi S1 Teknik Informatika
-

Telepon

+62811 2233 9963

Email

[email protected]

marketingbtp​@telkomuniversity.ac.id

Location

Bandung, Indonesia