22 October 2024
Kategori:
Sustainable Technologies
CoE:
-SDG:
SDG7 - Energi Bersih dan Terjangkau
No HKI:
-
Produk inovasi yang dipublikasikan dalam artikel ini bukan merupakan inovasi milik Universitas Telkom, melainkan milik perguruan tinggi lain yang berpartisipasi dalam program Innovillage, sebagaimana tercantum pada bagian identitas produk dan identitas inovator. Program Innovillage, yang diselenggarakan oleh PT. Telkom Indonesia bekerja sama dengan Universitas Telkom, merupakan implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi digital untuk kegiatan pengabdian masyarakat, memajukan kesejahteraan, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Desa Cimenyan, yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dikenal sebagai desa agraris dengan potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Salah satu peternakan terkenal di desa ini adalah Peternakan Abah Didi, yang telah dikelola secara turun-temurun. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul permasalahan lingkungan akibat limbah ternak sapi yang tidak dikelola dengan baik. Limbah ini dibuang ke aliran sungai yang menghubungkan lahan pertanian, menciptakan polusi air dan udara yang merugikan masyarakat sekitar.
Limbah ternak, meskipun mengandung unsur alami yang berguna, perlu diolah secara tepat agar manfaatnya dapat dioptimalkan tanpa menimbulkan masalah lingkungan. Peternakan di Desa Cimenyan sebenarnya pernah menerima teknologi biogas dari pemerintah, tetapi alat tersebut terbengkalai karena kurangnya pemeliharaan dan ketidaktahuan masyarakat. Hal ini menyoroti pentingnya solusi yang praktis dan mudah diakses oleh para peternak.
Untuk menjawab permasalahan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Telkom menggagas inovasi Biogas Outdoor berbasis Internet of Things (IoT), atau disebut B-IoT. Teknologi ini dirancang untuk mengubah limbah ternak menjadi sumber daya yang lebih bermanfaat, seperti gas metana yang bisa digunakan sebagai bahan bakar dan pupuk organik. Inovasi ini menggunakan sensor yang memonitor tekanan dan kandungan gas secara real-time, sehingga memudahkan pengelolaan tanpa memerlukan keterlibatan intensif dari peternak.
Sistem biogas yang dirancang menggunakan digester portable, berbeda dari teknologi sebelumnya yang tertanam di dalam tanah. Dengan B-IoT, limbah ternak dimasukkan ke dalam tabung untuk diproses selama 2-3 hari hingga menghasilkan gas metana dan pupuk. Penggunaan aplikasi mobile yang terintegrasi dengan IoT memungkinkan pengawasan lebih mudah dan otomatisasi distribusi gas ke masyarakat.
Selain teknologi biogas, proyek ini juga mengusulkan penambahan air asam hasil elektrolisis yang dapat mempercepat reaksi pembentukan gas metana. Dengan pendekatan ini, gas dapat diproduksi lebih efisien, memberikan manfaat langsung kepada para peternak dan masyarakat sekitar. Limbah organik yang diolah menjadi pupuk juga dapat meningkatkan kualitas pertanian, menciptakan siklus berkelanjutan yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi konkret terhadap permasalahan limbah ternak di Desa Cimenyan, tetapi juga menjadi langkah awal dalam mendukung transisi menuju energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan adopsi teknologi B-IoT, diharapkan limbah yang selama ini menjadi masalah dapat dimanfaatkan untuk kebaikan masyarakat luas.
Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL):
Standarisasi:
Mitra Kolaborasi:
Tags: -
Kenali Tim Inovator Pencipta Masa Depan Cemerlang!
Metaverse
Digital Business Strategy
Quantum Computing
Cloud Vulnerability Management
Populasi yang terus bertambah secara global, termasuk di Indonesia, memicu peningkatan permintaan pangan yang signifikan. Seiring dengan itu, limbah makanan.
Indonesia memiliki peran penting dalam industri udang global, dengan menempati posisi di antara lima produsen udang terbesar di dunia. Meskipun produksi.
Desa Ilie, yang terletak di Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, memiliki potensi besar dalam mengembangkan pengelolaan limbah organik. Dengan luas.
Telepon
+62811 2233 9963
Location
Bandung, Indonesia